Rabu, 04 Desember 2013

Rumah adat labakkang




Mungkin tidak asing lagi bagi kita terutama orang yang bertempat tinggal di labakang, ini merupakan salah satu objek wisata yang dapat kita kunjungi terutama rumah adat labakkang. Nah ini adalah rumah adat pangkajene yang tepatnya terletak di jalan mesjid raya kampung mandar kecamatan labakkang kabupaten pangkep provinsi Sulawesi selatan. Ini juga adalah salah satu rumah adat yang ada di pangkajene dari berbagai macam rumah adat di pangkajene  dan juga merupakan salah satu bentuk pewarisan dari leluhur para orang labakkang. Orang labakang menyebutnya dengan balla’  ada’’ balla’ ada’ ini sangatlah di jaga oleh para orang labbakang mereka tak ingin balla’ ada’ ini menjadi musnah dan terlupakan. Untuk Pembangunan Rumah ini sendiri manurut data memakan lebih dari Rp 200 juta,oleh karena itu Balla' Lompoa sangat dijaga kebersihan dan perawatannya.


Balla’ ada’ labakang kini mejadi salah satu tempat wisata bagi orang yang berkunjung di pangkajene juga sebagai central bagi masyarakat labbakang dikarenakan setiap ada pertemuan antara orang-orang besar atau petua-petua labakkang di adakan di rumah adat labakkang ini. Baru-baru ini Rumah adat labakkang di jadikan tempat penyambutan Obor Porda (pekan Olah Raga Sulawesi Selatan), tempat berunding para elite labakkang,tempat wisata keluarga atau situs labakkang,tempat menyambut Tamu penting,Perayaan Hari Penting,dan tempat apresiasi sastra masyarakat Labakkang (tempat latihan teater) terkhusus pada siswa atau pelajar .

nah untuk bentuk dan strukturnya  bangunan rumah adat Labakkang ini, dapat menampung dengan kapasitas 250 orang maka yang digunakan untuk pertemuan hanya 4 lontang, satu lontang panjang 3 meter memanjang ke belakang dan 4 lontang) pada lebarnya, praktis yang digunakan layaknya “Aula Mini adalah 12 x 12 meter. Rumah adat Labakkang sebagaimana umumnya rumah adat Bugis Makassar berbentuksulapa Eppa” atau "sulapa Appa", terdiri atas tangga bagian depan (11 anak tangga) "sampulo nsse're ana' tuka' ", lego – lego atau dego-dego (paladang), 6 lontang pada bangunan utama (lontang ri saliweng/lontang riolo padaserang dallekang, lontang ri tengnga/lontang tangnga paddaserang tangnga, lontang ri laleng (paddaserang ri boko), 2 lontang pada bangunan tambahan “Pannasuang”/”Pappaluang”), hanya saja ukuran lontangnya sekitar 4 meter.

Keberadaan Balla' Labakkang kini seakan menjadi sentral aktivitas Labakkang,Pengelolaannya pun sangat diperhatikan, hal itu dikarenakan jumlah biaya yang digunakan untuk membangun Balla Labakkang tidak sedikit,bahkan pembangunannya harus diadakan sampai dua kali sampai betul-betul pas dan cocok dengan adat budaya masyarakat Labakkang, semua bangunan pada Rumah Adat dibuat dengan bahan dasar kayu terbaik atau yang orang kenal dengan sebutan "Kaju Sappu”berikutini merupakan salah satu cara melakukan kebiasaan setiap ada orang ybesar atau petua yang berkunjung yaitu Adat Mappalili sebelum bergegas ke sawah (ladang yang dijadikan lokasi Mappalili) sebelumnya petua dan masyarakat akan berkumpul di rumah adat ini,sebelumnya pada malam sebelum Mappalili diadakan pembacaan Surat Lontarak Labakkang ("Surek Lontara' Labakkang")  Dan penyerahan Badik atau Di perlihatkannya lagi Badik Pusaka Labakkang "Badik Karaeng Labakkang"  

Tapikini fungsinya tidak primer lagi atau tidak sesuai namanya  sebagai Annasuang/appaluang, tapi lebih dimanfaatkan sebagai ruang pertemuan bagi kegiatan pemerintah kecamatan, kelurahan dan desa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar